Senjakala Berhala dan Anti-Krist
Senjakala Berhala dan Anti-Krist
Regular price
Rp 85.000,00 IDR
Regular price
Sale price
Rp 85.000,00 IDR
Unit price
/
per
Buku ini salah satu karya fenomenal Nietzsche, filsuf yang sangat populer. Karya-karyanya sampai sekarang masih banyak dicari, buku ini dulu pernah terbit di Bentang Budaya, best seller dan cetak tiga kali dalam 2 tahun. Buku karya Nietzsche kita yang lain Lahirnya Tragedi juga jadi best seller di toko Jogja.
Senjakala Berhala dan Anti-Kristus ditulis tahun 1888, bersamaan dengan ditulisnya Ecce Homo, sebuah autobiografi yang ditulis oleh Nietzsche sendiri. Tetapi memang Nietzsche adalah filsuf yang kontroversial, ia juga terkenal sebagai Sang “pembunuh Tuhan” setelah ia mengumumkan “God is Dead” pada tahun 1883 dan mengumumkan dirinya sendiri sebagai Dionysius dalam Ecce Homo.
Kelebihan buku ini selain ditulis oleh Nietzsche, filsuf dan pemikir bebas abad 19, yang karya dan pemikirannya masih berpengaruh hingga kini. Sang pemikir orisinal yang cemerlang ini pengaruhnya amat sangat besar terhadap para penulis abad kedua puluh seperti Franz Kafka, W.B. Yeats, Andre Gide, Bernard Shaw, Jean-Paul Sartre, Albert Camus, dan Iqbal.
Oleh karena isinya yang sangat fenomenal dan berani buku ini menjadi terbatas. Akan tetapi bukan berarti orang umum tidak bisa membaca buku ini, justru menimbulkan rasa penasaran sehingga banyak orang mencari buku ini. Selain para akademisi jurusan filsafat dan pembelajar filsafat, buku ini sering pula dicari oleh orang yang berminat dengan karya-karya filsafat klasik untuk dijadikan sebagai koleksi. Belum lagi covernya yang ciamik, agak absurd tetapi multi tafsir.
Secara garis besar, buku ini berisi penyangkalan Nietzsche akan Tuhan, kutukan-kutukannya kepada agama-agama. Tetapi meski buku itu berisi kebencian Nietzsche akan kebuntuannya dalam menemukan Tuhan, Nietzsche masih menyelipkan beberapa pujian kepada satu agama, Buddha, sebagai agama yang realistis. Nietzsche percaya bahwa Tuhan di dunia ini adalah manusia-manusia unggul. Dan dengan begitu ia mendeklarasikan bahwa ia Anti-Kristus, karena Tuhan Yesus Kristus telah mati di kayu salib.
Senjakala Berhala dan Anti-Kristus ditulis tahun 1888, bersamaan dengan ditulisnya Ecce Homo, sebuah autobiografi yang ditulis oleh Nietzsche sendiri. Tetapi memang Nietzsche adalah filsuf yang kontroversial, ia juga terkenal sebagai Sang “pembunuh Tuhan” setelah ia mengumumkan “God is Dead” pada tahun 1883 dan mengumumkan dirinya sendiri sebagai Dionysius dalam Ecce Homo.
Kelebihan buku ini selain ditulis oleh Nietzsche, filsuf dan pemikir bebas abad 19, yang karya dan pemikirannya masih berpengaruh hingga kini. Sang pemikir orisinal yang cemerlang ini pengaruhnya amat sangat besar terhadap para penulis abad kedua puluh seperti Franz Kafka, W.B. Yeats, Andre Gide, Bernard Shaw, Jean-Paul Sartre, Albert Camus, dan Iqbal.
Oleh karena isinya yang sangat fenomenal dan berani buku ini menjadi terbatas. Akan tetapi bukan berarti orang umum tidak bisa membaca buku ini, justru menimbulkan rasa penasaran sehingga banyak orang mencari buku ini. Selain para akademisi jurusan filsafat dan pembelajar filsafat, buku ini sering pula dicari oleh orang yang berminat dengan karya-karya filsafat klasik untuk dijadikan sebagai koleksi. Belum lagi covernya yang ciamik, agak absurd tetapi multi tafsir.
Secara garis besar, buku ini berisi penyangkalan Nietzsche akan Tuhan, kutukan-kutukannya kepada agama-agama. Tetapi meski buku itu berisi kebencian Nietzsche akan kebuntuannya dalam menemukan Tuhan, Nietzsche masih menyelipkan beberapa pujian kepada satu agama, Buddha, sebagai agama yang realistis. Nietzsche percaya bahwa Tuhan di dunia ini adalah manusia-manusia unggul. Dan dengan begitu ia mendeklarasikan bahwa ia Anti-Kristus, karena Tuhan Yesus Kristus telah mati di kayu salib.