1
/
of
1
media-pressindo
Mikul Dhuwur Mendem Jero
Mikul Dhuwur Mendem Jero
Regular price
Rp 100.000,00 IDR
Regular price
Sale price
Rp 100.000,00 IDR
Unit price
/
per
Couldn't load pickup availability
“Presiden Soekarno telah didjambret oleh rakyatnya sendiri, Presiden Soekarno telah di-coup; Presiden Soekarno telah dipreteli segala kekuasaannja, Presiden Soekarno telah ditelikung oleh satu “triumvirat”...
(Sukarno dalam Pidato Kenegaraan, 17 Agustus 1966)
***
Peralihan kekuasaan antara Sukarno ke Soeharto begitu penuh liku. Selain aroma kudeta begitu kental, situasi politik-ekonomi pasca tragedi ’65 juga tidak terkendali. Lalu muncullah Orde Baru di bawah kekuasaan Soeharto. Sejak Orde Baru berkuasa, berbagai macam usaha telah dilakukan untuk menghapus Sukarno dari ingatan bangsa Indonesia (desukarnoisasi). Segala macam hal yang berkaitan dengan Sukarno dihilangkan.
Mulai dari kebijakan, ide-ide, simbol-simbol, sejarah, hingga kontribusi Sukarno pada lahirnya Pancasila juga direduksi dan dimanipulasi. Pada buku-buku sejarah di sekolah semua materi ideologi negara itu tidak ada disangkut pautkan dengan Sukarno. Nama-nama tempat yang terpaut dengan Sukarno diganti. Peringatan hari lahir Pancasila 1 Juni dilarang. Bahkan makam Sukarno pun selama kurang lebih sepuluh tahun awal dijaga ketat tentara dan tak seorang pun diperbolehkan mendekat.
Buku yang sedang Anda pegang ini mengungkapkan segala hal pertentangan ide dan pemikiran Sukarno dengan Soeharto. Berbagai kebijakan yang telah diambil Sukarno kemudian dihapus Soeharto, mulai dari Demokrasi Terpimpin, masalah Freeport, Ganefo, Ganyang Malaysia, Conefo, Pepera, bahkan wasiat Sukarno.
(Sukarno dalam Pidato Kenegaraan, 17 Agustus 1966)
***
Peralihan kekuasaan antara Sukarno ke Soeharto begitu penuh liku. Selain aroma kudeta begitu kental, situasi politik-ekonomi pasca tragedi ’65 juga tidak terkendali. Lalu muncullah Orde Baru di bawah kekuasaan Soeharto. Sejak Orde Baru berkuasa, berbagai macam usaha telah dilakukan untuk menghapus Sukarno dari ingatan bangsa Indonesia (desukarnoisasi). Segala macam hal yang berkaitan dengan Sukarno dihilangkan.
Mulai dari kebijakan, ide-ide, simbol-simbol, sejarah, hingga kontribusi Sukarno pada lahirnya Pancasila juga direduksi dan dimanipulasi. Pada buku-buku sejarah di sekolah semua materi ideologi negara itu tidak ada disangkut pautkan dengan Sukarno. Nama-nama tempat yang terpaut dengan Sukarno diganti. Peringatan hari lahir Pancasila 1 Juni dilarang. Bahkan makam Sukarno pun selama kurang lebih sepuluh tahun awal dijaga ketat tentara dan tak seorang pun diperbolehkan mendekat.
Buku yang sedang Anda pegang ini mengungkapkan segala hal pertentangan ide dan pemikiran Sukarno dengan Soeharto. Berbagai kebijakan yang telah diambil Sukarno kemudian dihapus Soeharto, mulai dari Demokrasi Terpimpin, masalah Freeport, Ganefo, Ganyang Malaysia, Conefo, Pepera, bahkan wasiat Sukarno.
Share
