Max Havelaar Terjemah HB Jassin
Max Havelaar Terjemah HB Jassin
Regular price
Rp 100.000,00 IDR
Regular price
Sale price
Rp 100.000,00 IDR
Unit price
/
per
"Sebuah karya yang mengakhiri kolonialisme".
-Pramoedya Ananta Toer, New York Times, 1999
Buku Max Havelaar karya Multatuli berhasil membuka mata dunia, bahwa pada tahun 1800-an, di negeri khatulistiwa yang kaya, yang bernama Hindia Belanda (Indonesia), puluhan juta rakyatnya diperas dan dihisap darahnya oleh sistem Tanam Paksa dengan mengatasnamakan Maskapai Dagang Belanda.
Membaca buku ini kita akan melihat secara gamblang kebobrokan-kebobrokan birokrasi di tanah Jawa, terutama di daerah Lebak, Banten. Dengan geram kita akan menjumpai sifat-sifat manusia munafik, para aparat bumiputera sendiri yang demi jabatannya rela menindas rakyat kecil, seperti yang juga dilakukan pemerintah kolonial Belanda.
Buku ini ditulis oleh Douwes Dekker alias Multatuli, seorang berkebangsaan Belanda yang lahir tahun 1820. Isinya mengisahkan pengalaman-pengalamannya sendiri semasa menjabat sebagai asisten residen di Lebak Banten, di mana ia melihat banyak ketidakberesan yang membuat kehidupan rakyat Lebak semakin miskin dan terbelakang. Melalui karyanya ini, ia menciptakan tokoh yang bernama Max Havelaar, yang sebenarnya adalah dia sendiri.
-Pramoedya Ananta Toer, New York Times, 1999
Buku Max Havelaar karya Multatuli berhasil membuka mata dunia, bahwa pada tahun 1800-an, di negeri khatulistiwa yang kaya, yang bernama Hindia Belanda (Indonesia), puluhan juta rakyatnya diperas dan dihisap darahnya oleh sistem Tanam Paksa dengan mengatasnamakan Maskapai Dagang Belanda.
Membaca buku ini kita akan melihat secara gamblang kebobrokan-kebobrokan birokrasi di tanah Jawa, terutama di daerah Lebak, Banten. Dengan geram kita akan menjumpai sifat-sifat manusia munafik, para aparat bumiputera sendiri yang demi jabatannya rela menindas rakyat kecil, seperti yang juga dilakukan pemerintah kolonial Belanda.
Buku ini ditulis oleh Douwes Dekker alias Multatuli, seorang berkebangsaan Belanda yang lahir tahun 1820. Isinya mengisahkan pengalaman-pengalamannya sendiri semasa menjabat sebagai asisten residen di Lebak Banten, di mana ia melihat banyak ketidakberesan yang membuat kehidupan rakyat Lebak semakin miskin dan terbelakang. Melalui karyanya ini, ia menciptakan tokoh yang bernama Max Havelaar, yang sebenarnya adalah dia sendiri.