Hikayat Kadiroen
Hikayat Kadiroen
Regular price
Rp 70.000,00 IDR
Regular price
Sale price
Rp 70.000,00 IDR
Unit price
/
per
HIKAYAT KADIROEN adalah satu dari sedikit novel politik yang pernah terbit di zaman kolonial. Ditulis tahun 1919, ketika Semaoen si aktivis politik radikal itu dijebloskan ke penjara oleh pemerintah Hindia-Belanda selama empat bulan karena persdelict.
"Moega-moega toean-toean dan Soedara-soedara pembatja bisa menarik faedah dari boekoe ini. "Moega-moegalah tjerita jang saja toelis dengan aer mata kesengsaraan dalam pendjara itoe bisa djadi senangnja orang banjak, jaitoe semoea pembatja dan rajat." (SEMAOEN)
***
Hikayat Kadiroen adalah novel karya Semaoen yang merekam kegelisahan, juga kemarahan kaum muda Pergerakan terhadap imperialis Belanda. Novel ini tampaknya merupakan salah satu ungkapan perlawanan terhadap sistem yang menindas. Oleh karenanya, banyak gagasan yang diungkapkan secara telanjang di dalamnya, suatu hal yang menurut sebuah rezim estetika litererter tentu tidak selayaknya ada dalam karya sastra yang bermutu.
Novel ini ditulis oleh Semaoen ketika dia berada di penjara pada tahun 1919 akibat pembangkangannya terhadap Pemerintah Belanda pada saat itu. Buku ini lalu diterbitkan pertama kalinya secara berseri (cerita bersambung) pada tahun 1920 oleh media terbitan SI Semarang.
Novel ini bercerita tentang seorang tokoh bernama Kadiroen, anak seorang lurah yang bekerja sebagai mantri pada pemerintahan Hindia Belanda. Jalan hidupnya lambat-laun berubah setelah dirinya menyaksikan pidato seorang tokoh partai dalam sebuat rapat akbar [vergadering] di sebuah alun-alun Kota S. Pidato yang menceritakan tentang kapitalisme, bagaimana sejarahnya, dampaknya terhadap rakyat serta menjelaskan tentang pentingnya mendirikan sebuah organisasi. Diam-diam Kadiroen mendukung partai tersebut dan melepaskan kariernya di Pemerintahan Hindia Belanda.
"Moega-moega toean-toean dan Soedara-soedara pembatja bisa menarik faedah dari boekoe ini. "Moega-moegalah tjerita jang saja toelis dengan aer mata kesengsaraan dalam pendjara itoe bisa djadi senangnja orang banjak, jaitoe semoea pembatja dan rajat." (SEMAOEN)
***
Hikayat Kadiroen adalah novel karya Semaoen yang merekam kegelisahan, juga kemarahan kaum muda Pergerakan terhadap imperialis Belanda. Novel ini tampaknya merupakan salah satu ungkapan perlawanan terhadap sistem yang menindas. Oleh karenanya, banyak gagasan yang diungkapkan secara telanjang di dalamnya, suatu hal yang menurut sebuah rezim estetika litererter tentu tidak selayaknya ada dalam karya sastra yang bermutu.
Novel ini ditulis oleh Semaoen ketika dia berada di penjara pada tahun 1919 akibat pembangkangannya terhadap Pemerintah Belanda pada saat itu. Buku ini lalu diterbitkan pertama kalinya secara berseri (cerita bersambung) pada tahun 1920 oleh media terbitan SI Semarang.
Novel ini bercerita tentang seorang tokoh bernama Kadiroen, anak seorang lurah yang bekerja sebagai mantri pada pemerintahan Hindia Belanda. Jalan hidupnya lambat-laun berubah setelah dirinya menyaksikan pidato seorang tokoh partai dalam sebuat rapat akbar [vergadering] di sebuah alun-alun Kota S. Pidato yang menceritakan tentang kapitalisme, bagaimana sejarahnya, dampaknya terhadap rakyat serta menjelaskan tentang pentingnya mendirikan sebuah organisasi. Diam-diam Kadiroen mendukung partai tersebut dan melepaskan kariernya di Pemerintahan Hindia Belanda.